Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa inggris:scientific method) merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji
dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat
menjadi suatu teori ilmiah.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah
berikut:
1. Observasi awal
Setelah topik yang akan diteliti
dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah
adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu
yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu
pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
1. Gunakan semua
referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
2. Kumpulkan
informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
3. Lakukan
eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
2. Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus
diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan
dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai
contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
2. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk
diteliti.
3. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara
eksperimen.
3. Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang
penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan
atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah
dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui
penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian
ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan
salah.
1. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar
hipotesis
2. Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
4. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada
eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen:
variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas.
Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung
pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen
dipertahankan tetap.
1. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
2. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang
diasumsikan konstan.
3. Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
4. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
5. Menyimpulkan hasil eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek
eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan
hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan
hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri
dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
1. Jangan ubah hipotesis
2. Jangan abaikan hasil eksperimen
3. Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
4. Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk
menemukan penyebab ketidaksesuaian
5. Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun
ulang eksperimen.
Karakteristik Metode Ilmiah
diantaranya :
1. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan Fakta
Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi atau semacammnya . dan fakta” itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut .
Menulis karya ilmiah harus berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi atau semacammnya . dan fakta” itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut .
2. Karya Ilmiah Harus Berdasarkan
Pertimbangan Objektif
Pertimbangan objektif didasarkan pada pertimbangan apa adanya bukan bersifat subyektif, bebas dari prasangka dan kira”.
Pertimbangan objektif didasarkan pada pertimbangan apa adanya bukan bersifat subyektif, bebas dari prasangka dan kira”.
3. Karya Ilmiah Harus Menggunakan Asas
Analisis
Maksudnya, karya ilmiah itu harus dapat dianalisis (diuraikan, dibandingkan, diinterpretasikan). yang artinya karya ilmiah harus dapat menggambarkan karakteristik , fungsi dan kaitan pmasalahan satu dengan lainnya.
Maksudnya, karya ilmiah itu harus dapat dianalisis (diuraikan, dibandingkan, diinterpretasikan). yang artinya karya ilmiah harus dapat menggambarkan karakteristik , fungsi dan kaitan pmasalahan satu dengan lainnya.
4. Karya Ilmiah Harus Bersifat
Kuantitatif – Kualitatif
Pendekatan ilmiah beda dengan pendekatan alamiah. Kalau pendekatan ilmiah itu sifatnya kuantitatif sedangkan pendekatan alamiah itu sifatnya kualitatif.
Pendekatan ilmiah beda dengan pendekatan alamiah. Kalau pendekatan ilmiah itu sifatnya kuantitatif sedangkan pendekatan alamiah itu sifatnya kualitatif.
5. Karya Ilmiah Menggunakan Logika
Deduktif – Hipotetik
Logika deduktif adalah penalaran yang bertitik tolak dan hal-hal yang sifatnya umum yang sudah memiliki kebenaran yang pasti baik dari hasil penelitian para pakar ato dari yang lainnya.
Kebenaran hipotesis harus dibuktikan secara empiris melalui penelitian lapangan maka disebut bahwa karya ilmiah tersebut sesuai logika deduktif-hipotetik
Logika deduktif adalah penalaran yang bertitik tolak dan hal-hal yang sifatnya umum yang sudah memiliki kebenaran yang pasti baik dari hasil penelitian para pakar ato dari yang lainnya.
Kebenaran hipotesis harus dibuktikan secara empiris melalui penelitian lapangan maka disebut bahwa karya ilmiah tersebut sesuai logika deduktif-hipotetik
6. Karya Ilmiah Harus Menggunakan
Logika Induktif Generalisasi
Kebenaran hipotesis bersifat rasional, oleh karenanya bersifat sementara . Untuk memperoleh kebenaran ilmiah masih harus dibuktikan dengan data empiris hasil penelitian . Kesimpulan dari data empiris bsifat generalisasi. sedangkan kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut asas korespondensi. kesimpulan yg bersifat generalisasi dr data empiris disebut logika induktif yg kebenrannya bersifat probabilistik.
Kebenaran hipotesis bersifat rasional, oleh karenanya bersifat sementara . Untuk memperoleh kebenaran ilmiah masih harus dibuktikan dengan data empiris hasil penelitian . Kesimpulan dari data empiris bsifat generalisasi. sedangkan kesesuaian data empiris dengan pemikiran rasional hipotesis disebut asas korespondensi. kesimpulan yg bersifat generalisasi dr data empiris disebut logika induktif yg kebenrannya bersifat probabilistik.
Sumber: